Bondan, Indramayu - Selasa, 16/8, Keluarga Besar Ky Sokheh Ny Mu'minah yang terdiri dari Abdul Khakim Maula (Mang Aim), Ijah Hadijah (Istri), Sahroni dan Nurhasan bertolak menuju Majalengka dari Dusun Cimandor, Munjul, Astanajapura, Cirebon. Keberangkatan mereka tak lain adalah hendak mencari makam leluhurnya, yaitu keluarga dari orang tua Ky Sokheh Bondan. 

Berbekal niat menelusuri jejak perjalanan leluhur, mereka berangkat dengan hanya berbekal ciri-ciri tempat dan beberapa petunjuk yang masih diingat oleh Abdul Khakim Maula (Mang Aim) dari cerita dan kisah yang tercecer dalam ingatanya, ketika (alm) Ny Habibah, ibunda Abdul Khakim menceritakan kisah leluhurnya yang berada di Majalengka.

Niat baik memang selalu di ridho'i, petunjuk pun didapat dari kerabat yang berada di Loji, Majalengka. Selain mendapatkan kepastian informasi silsilah, rombongan Mang Aim pun segera bertolak menuju tempat yang di cari berdasarkan informasi dari kerabat di Loji tersebut, yaitu Makam Mbah Muchyiddin yang beralamat di Blok Pesantren, Dusun Maneh, Desa Andir, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.

Kedatangan Mang Aim disambut hangat dan akrab oleh keluarga Mbah Muchyiddin, Bpk Oman. Tak banyak hal yang didapat dalam perjalanan tersebut, selain dapat bersilaturahmi dan ziarah. Mang Aim tidak banyak memiliki kesempatan waktu di hari tersebut, sehingga segera kembali bertolak menuju Cirebon. 

Atas ditemukanya leluhur dari Ky Sokheh tersebut, Mang Aim segera bercerita pada kerabat keturunan Ky Sokheh lainnya, sebut saja Arifin, yang segera merencanakan untuk melakukan kunjungan lanjutan silaturahmi dengan keluarga besar Ky Muchyiddin di Majalengka.

Akhirnya, Sabtu 20/8 kunjungan lanjutan dengan agenda silaturahmi, ziarah, napak tilas dan mengundang perwakilan keluarga besar Ky Muchyiddin untuk hadir dalam acara Haul Ky Sokheh yang ke 13 pada 14 September mendatang di Bondan. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Masyhuri yang membawa tiga keponakannya, yaitu Arifin, Adam dan Ilyas.

Dengan petunjuk yang jelas dari Mang Aim, mudah saja bagi rombongan Mashuri menemui kediaman Bpk Oman di Desa Andir, sambutan hangat dan akrab dirasakan oleh rombongan kedua tersebut. Diketahui dari Bpk Oman, Mbah Muchyiddin memiliki nama asli Mbah Munara dan di kenal juga dengan nama Mbah Khulasoh, nama Khulasoh adalah nama putri pertamanya yang tinggal di Desa Andir tersebut.

Mbah Muchyiddin, memiliki 3 keturunan yaitu, Ny Khulasoh, Ky Muhammad Arif dan Ny Amah. Ny Khulasoh melahirkan generasi di Desa Andir, Majalengka. Sedangkan Ky Muhammad Arif atau yang di kenal dengan Yai Arif melahirkan banyak keturunan salah satunya adalah Ky Sokheh Bondan. Terkait informasi silsilah tersebut, Bpk Oman segera memberikan catatan silsilahnya kepada Mashuri.

Data nama-nama anak cucu Mbah Mucyiddin/Mbah Kholasoh/Mbah Munara

Haul Mbah Muchyididin atau Mbah Khulasoh, digelar 1 tahun sekali beberapa hari setelah syawal dan pada tahun 2016 telah berjalan selama 9 tahun. Acara haul tersebut di inisiasi oleh keturunan Mbah Muchyiddin dari jalur anak pertamanya, Ny Kholasoh.

Mbah Muchyiddin alias Mbah Kholasoh alias Mbah Munara memiliki saudara kembar yang bernama Mbah Munari yang makamnya terletak di pemakaman Kemlaten, Harjamukti Cirebon. Letaknya tidak jauh dari Makam Syeh Siti Jenar.

Lagi, menurut penuturan Bpk Oman, berdasarkan data yang didapat para sepuh, Mbah Munara adalah putra dari Mbah Soleh, yang memiliki nama asli Tubagus Muhammad Shalih, makamnya terletak di Kampung Pesantren Desa Kertabasuki Kec. Maja, Majalengka.

Berikut adalah gambar silsilah Mbah Munara 

Silsilah Mbah Muchyiddin 

Selain mendapatkan informasi silsilah, ziarah dan acara haul Mbah Munara, Mashuri dan ketiga keponakannya tersebut berkesempatan melihat musholla peninggalan Mbah Muhcyiddin.

Mushola Peninggalan Mbah Mucyiddin

Selepas Ziarah, rombongan berkesempatan bersilaturahmi dengan sesepuh keluarga besar Mbah Kholasoh, KH Sarifudin atau Wa Haji Mpud di Sokaraja, tak jauh dari lokasi Makam Mbah Kholasoh. Wa Haji Mpud adalah orang yang alim, sebagai sesepuh yang mengenal baik Ky Sokheh, beliau sangat senang dan menerima kunjungan dengan istimewa. Disela-sela kesibukannya yang padat, beliau menerima rombongan anak cucu Ky Sokheh di kediamanya, selepas sholat dzuhur.

Menurut Wa Haji Mpud, dirinya sering bertemu Ky Sokheh di Bondan, diperkirakan pada tahun 1950an, mengingat dirinya pada awal tahun 1960an sudah tidak lagi berkunjung ke Bondan. Bahkan wafatnya Ky Sokheh pun dirinya tidak tahu, karena awal tahun 1960an dirinya sudah mesantren.

Dengan nafas yang dalam, Wa Haji Mpud bercerita penuh lirih, menurutnya Ky Sokheh adalah orang yang Qona'ah dalam hidupnya, penuh kesederhanaan namun teguh dan istiqomah dalam agama. Hal ini beliau saksikan langsung dari perilaku dan kondisi kehidupan Ky Sokheh di Bondan. Bahkan, dirinya memastikan masih ingat betul bagaimana fisik dan wajah Ky Sokheh.

Foto bersama KH Sarifudin bin Ky Jamaksari, Sokaraja.

Perjalanan silaturahmi tersebut banyak membuahkan hasil, diantaranya terjalin kembali silaturahmi yang terputus. Wa Haji Mpud bercerita, pernah suatu ketika ia sakit akibat kecelakaan, Ny Habibah dan Ny Asiah datang berkunjung ke rumah sakit, bukan untuk sekedar menjenguk. Bahkan, kedua bibinya tersebut menginap dengan membawa tikar dan termos. Hal ini membuatnya terharu dan merasa sangat diakui sebagai keluarga. 

Sebelum berpamit, Wa Haji Mpud sempat bertanya kepada Masyhuri tentang adakah anak keturunannya yang melanjutkan perjuangan Ky Sokheh dan mendoakan agar semuanya dapat melanjutkannya.

*Arifin