Bulan September, saya mendapatkan kabar bahagia, dimana saya diminta ikut ke Kalimantan oleh Mama Pangeran Haerudin Kaprabonan, hingga seminggu lamanya, saya belum tau mengapa dan apa yang menyebabkan saya secara tiba-tiba diajak ke Kalimantan. Singkat cerita, ternyata saya ikut menjadi team Keraton Kaprabonan Cirebon dalam acara Festival Keraton Nusantara yang ke X (sepuluh) yang di gelar di Pangkalan Bun, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.

FKN ke X, sumber foto : fknpangkalanbun.com

Masih di bulan September, sebagai salah satu persiapan untuk mengikuti acara Festival Keraton Nusantara (FKN) ke X yang akan digelar tanggal 9-12 Oktober 2016, rencananya Keraton Kaprabonan akan menampilkan tarian "Putri Caruban Larang". Tarian yang dimainkan oleh tujuh orang putri tersebut diringi dengan musik gamelan Cirebon. Untuk mengurangi beban personil penabuh gamelan, Tari Putri Caruban larang hanya akan menampilkan personil penarinya saja, untuk suara disederhanakan dengan dubbing, atau rekaman suara, sehingga, saya diminta melakukan perekaman suara pengiring tarian tersebut.

Dalam proses perekaman suara, saya menggandeng Kang Ibnu, pemilik studio "Kandang Rekam" sekaligus pemilik website Lipoetan.com. Dalam kesempatan tersebut, sayapun mendapat keluarga baru, yaitu para penabuh alat music tradisional yang tergabung dalam Sanggar Panglipur Menggala yang bermarkas tak jauh dari Pasar Jamblang Cirebon. uniknya para pemain music tradisional tersebut didominasi oleh anak-anak muda, Salut !

Adalah Sinar Esya Pratama, atau biasa dipanggil Esya, pemilik sanggar yang mahir memainkan seruling, gendang dan beberapa alat music lainnya yang menjadi kreator iringan music pengirin Tari Putri Caruban Larang. 

Esya, Sanggar Panglipur Menggala, sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Latihan demi latihan digelar oleh Keraton Kaprabonan, melalui Sanggar Galih Kangkung sebagai penari dan Sanggar Panglipur Menggala sebagai pengiring music, akhirnya tim Keraton Kaprabonan bertolak menuju Pangkalan Bun, Sabtu (8/10). Rombongan terdiri dari Sulthan Kaprabonan, Ir. Pangeran Hempi Raja Kaprabon, Ibu Ratu Lily, Jay Satubumi Cirebon, Tabroni, Penari, Penabuh Music di dampingi oleh Irfan dan Ardhi dari Jalan Kita Jalan Wisata selaku travel di acara tersebut. 

Rombongan Keraton Kaprabonan saat tiba di Pangkalan Bun, 
sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Sabtu (8/10) sore, rombongan tiba di Pangkalan Bun dan menginap di Hotel Jamrud, di Loby Hotel terdapat spanduk yang bertuliskan ucapan selamat datang kepada rombongan Kerajaan Cirebon dari warga Cirebon yang lama menetap di Pangkalan Bun, kamipun bermalam di Hotel tersebut bersama rombongan dari Keraton Kacirebonan. Selepas makan malam, saya berkesempatan mengikuti Welcome Dinner di Halaman Istana Kuning menemani Mama Sulthan Kaprabonan, Pangeran Hendria dan Bapak Akbarudin Sucipto selaku budayawan Cirebon yang turut serta bersama Keraton Kaprabonan.

Meriah, Takjub dan Terpesona, adalah ungkapan saya dalam acara Welome Dinner tersebut, sebuah Pesta Budaya yang syarat akan simbol persatuan dan kesatuan bangsa yang telah ditanamkan oleh leluhur bangsa Indonesia melalui Kerajaan yang ada di Nusantara. Hal ini terlihat dari keragaman budaya, pakaian adat serta live perfome penari dari beberapa kerajaan, Penampilan tarian dari Kerajaan Pura Agung, Denpasar Bali mendominasi di malam tersebut. Lelah malam itupun terbayar dengan menikmati tarian demi tarian yang terabadikan dalam gambar dan video.


Minggu pagi (9/10) rombongan Keraton Kaprabonan berangkat menuju ke sebuah Pesantren yang berjarak sekitar 1 Jam dari Hotel, selain bersilaturahmi, tujuan Keraton Kaprabonan ke Pesantren Miftahul Hidayah tersebut adalah meminta keterlibatan santri putri dan putra untuk ambil bagian menjadi pasukan Kirab Prajurit Keraton. Kedatangan team Keraton Kaprabonan disambut langsung oleh para Kyiai, Ustadz, Pembina dan ratusan santri dengan Hadroh ala Santri. 

Setelah sambutan demi sambutan dilakukan oleh Keraton Kaprabonan dan Pesantren, para santri pun segera berkumpul di lapangan yang tak jauh dari pesantren, mereka diajarkan baris berbaris dan formasi ala Prajurit Keraton yang dipimpin oleh Bela dari Keraton Kaprabonan. Serius dan lucu, sesekali para santri bergurau dalam aktivitas latihan tersebut, hal ini lantaran mereka baru kali ini melakukan latihan tersebut, sementara esok hari harus siap tampil bersamaan dengan penampilan Kirab Prajurit Keraton se Nusantara !.

Rombongan Keraton Kaprabonan saat di sambut oleh santri Pon Pes Miftahul Hidayah,
sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Hari yang dinanti, Senin (10/10) bertempat di Lapangan Sampuraga, Pangkalan Bun.  Raja -raja se Nusantara beserta pasukan Kirab Kerajaan masing-masing memadati lapangan tersebut. Diawali dengan pembukaan dari Kesultanan Kotawaringin selaku tuan rumah yang pimpin langsung oleh Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah, selaku Raja Kotawaringin.

Beruntung, empat kontingan Kirab Prajurit Keraton dari semua Keraton yang ada di Cirebon seperti, Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan tampil secara berurutan dan lebih awal. Masing masing Kirab Prajurit menampilkan formasi dan penampilan terbaik pasukannya diiringi oleh suara narasi yang menceritakan sejarah serta makna filosofi Kirab Prajurit masing-masing Keraton tersebut.

Mengapa beruntung?.... akibat dari terlalu lamanya beberapa sambutan, hingga cukup memakan waktu, hingga menjelang gelapnya langit Pangkalan Bun, masih ada beberapa Kirab Prajurit dari Keraton lain yang belum tampil. Meski panitia meminta agar Kirab Prajurit yang akan tampil selanjutnya untuk mengurangi durasi.

Dari kiri ke kanan : Empat Keraton Cirebon, Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan
saat bersiap di Kirab Prajurit FKN ke X 2016, sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Dalam Kirab Prajurit tersebut, saya kehilangan jejak pasukan Kirab Prajurit Keraton Kaprabonan, sehingga hanya sedikit yang dapat diambil gambar. Hal ini lantaran terlalu ramainya antusiasme warga setempat dalam menyaksikan Kirab tersebut.

Kirab Prajurit usai, rombongan Keraton Kaprabonan segera makan malam bersama di Rumah Makan Meranti Pangkalan Bun. Belum usai lelah Kirab Prajurit, saya bersama Mama Pangeran Haerudin bertolak menuju Halaman Aula Antakusuma untuk mengikuti Gelar Kesenian Keraton, dimana Keraton Kaprabonan akan menampilkan Tarian Putri Caruban Larang dan Tari Topeng Kelana Indramayu.

Berikut adalah penampilan Tarian Putri Caruban Larang :



Berikut adalah foto-foto Tari Topeng Kelana Indramayu :

Tari Topeng Kelana Indramayu, sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Malam tersebut, usai sudah seluruh penampilan Keraton Kaprabonan di acara FKN ke X, esoknya Selasa (11/10) rombongan Keraton Kaprabonan berkesempatan mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting, tempat rehabilitasi Orang Utan.

Berjarak tempuh sekitar 4 jam menggunakan "Kelotok" dari Pelabuhan Kumai, kami disuguhkan dengan pemandangan sungai dan rawa-rawa yang masih alami, suasan alam hutan asri yang masih terasa, saya dan rombongan Keraton Kaprabonan tak henti memuji keindahan sang pencipta sepanjang jalan.

Rombongan Keraton Kaprabonan saat hendak menuju Taman Nasional Tanjung Puting,
sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Di dampingi oleh, Bang Aidi, pemilik Travel Exciting Borneo dan Voyage Orangutan, kami menikmati momen-momen tersebut dengan berfoto dan menikmati makan siang di atas Kelotok. Sambil bercerita seputar Taman Nasional Tanjung Puting, Bang Aidi menyempatkan diri untuk menghidangkan kopi yang menambah syahdu perjalanan ke tengah hutan Kalimantan tersebut.

Kabarnya, Bill Clinton dan beberapa artis Holliwood sering ke tempat ini, Taman Nasional Tanjung Puting memang lebih sering dikunjungi oleh turis asing dibanding turis lokal, Spanyol, Australia dan Amerika adalah penyumbang turis terbanyak di tempat penangkaran Orangutan tersebut.

Sesampainya di Camp Leakey kami disambut oleh hujan, sehingga rombongan sejenak beristirahat di sebuah museum yang dekat dengan pos penjagaan. Hujan yang tak kunjung reda, namun rasa penasaran melihat langsung Orangutan, membuat kami tetap melanjutkan perjalanan, namun hanya membawa 1 kamera dan meninggalkan semua HP dan Gadget lainnya, hal ini untuk menghindari adanya kemungkinan alat elektronik tersebut terkena air hujan.

TETAP SEMANGAT : Meski diguyur hujan, rombongan tetap semangat menuju 
penangkaran orangutan,
sumber foto : Dok Keraton Kaprabonan

Berjalan kaki selama 1 jam, membelah jalan setapak dalam hutan rimba kalimantan, kami disuguhkan dengan suasan hutan alami dan rindang, kicauan suara burung dan hewan lainnya hingga kini masih terngiang. Kawasan hutan lindung tersebut begitu steril, jangankan sampah, buang puntung rokok pun tak boleh sembarangan, semakin dekat dekat tempat penangkaran Orangutan, kami diminta untuk semakin diam atau tidak berisik "Silent Please" begitu minta bang Aidi.

Lelah dan basah terbayar saat kami dapat melihat secara langsung Orangutan dihabitanya yang begitu dijaga oleh pengelola. Hanya beberapa detik saja kamera Ardi dari Jalan Kita Jalan Wisata dapat mengabadikan momen langka tersebut. Bersamaan dengan kehadiran kami dipenangkaran, beberapa turis lokal pun datang, hal ini membuat Orangutan merasa terusik sehingga mereka pergi ke hutan kembali. Kamipun segera kembali menuju Kelotok untuk segera pulang ke hotel.

Rabu (12/10) kami take off meninggalkan Kalimantan kembali menuju Cirebon, Selamat Tinggal Pangkalan Bun, sampai ketemu di Festival Keraton Nusantara ke XI di CIREBON !!!!!

Sebuah perjalanan panjang yang menakjubkan, Terima Kasih Kepada :

Keluarga Besar Keraton Kaprabonan Cirebon
Jalan Kita Jalan Wisata, Travel
Komunitas Satu Bumi Cirebon, www.satubumi.com
Media Partner : www.cirebon.co