Berkesempatan mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah bersama kontingen Keraton Kaprabonan saat mengikuti acara Festival Keraton Nusantara Ke - X yang di gelar 9 - 12 Oktober 2016 menjadi pengalaman tak terlupakan.

Taman Nasional yang ditetapkan pada tahun 1977 oleh Unesco sebagai "Cagar Bisofer" tersebut berjarak tempuh sekitar 4 jam dari Pelabuhan Kumai, dengan rata - rata kecepatan 20 KM/Jam dengan mengendarai Kelotok. Kelotok adalah sebutan untuk kapal tradisional bagi masyarakat setempat, sebagai alat transportasi bagi pengunjung yang ingin mengetahui Taman Nasional Tanjung Puting.

Saat mengambil gambar di sepanjang rawa-rawa menuju TNTP

Sebelumnya, Taman Nasional Tanjung Puting adalah tempat yang dijadikan khusus untuk binatang-binatang liar oleh Pemerintah Kerajaan Kotawaringin, kurang lebih sekitar tahun 1936. Selanjutnya, pada tahun 1937 Taman Nasional Tanjung Puting menjadi kawasan Suaka Margasatwa yang diperuntukan untuk perlindungan jenis satwa endemik seperti, Orangutan, Bekantan, serta beberapa jenis tumbuhan seperti, Meranti, Ramin dan Jelutung.

Disepanjang perjalanan menuju Taman Nasional Tanjung Puting yang melewati rawa-rawa anda akan menikmati suasana hutan alam nan asri, kicauan suara burung, bahkan sesekali hewan endemik seperti orangutan atau bekantan terlihat dengan jelas di atas Kelotok. Taman Nasional Tanjung Puting adalah termasuk cagar biosfer dunia yang ada sekitar 400 situs di 94 negara loh.

Kelotok

Bagi para peneliti dalam negeri/mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, wajib menyertakan surat rekomendasi dari instansi (Perguruan tinggi/LIPI) yang dilengkapi dengan proposal penelitian, sebagai syarat untuk memperoleh Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi, tapi selain itu, ada biaya retribusi tiket masuknya lowh hehhe..

Berikut adalah beberapa nama objek wisata atau informasi lainnya di sekitar Taman Nasional Tanjung Puting.

1. Kumai, disiniterletak bangunan Kantor Balai Taman Nasional Tanjung Puting, tempat pemesanan karcis dan pengecekan sebelum melakukan perjalanan.

2. Muara Sekonyer, nama aslinya adalah Sunyai Buaya, disini jika beruntunn, kata guide, pengunjung dapat melihat buaya liar. 

3. Tanjung Harapan, nama ini diambil dari nama kelompok tani warga setempat. Desa ini pernah sukses mengadakan swasembada pangan tepatnya pada tahun 1978 dan 1979. Disini ada Demplot Anggrek, tempat yang menyajikan jenis-jenis anggrek yang tumbun di Taman Nasional Tanjung Puting. Lalu ada juga Guest House, tempat penginapan bagi wisatawan. 

4. Pesalat, disinilah tempat Pusat Pendidikan Konservasi dan Lingkungan Hidup yang etrdapat Demplot Obat, tempat menyajikan tumbuhan obat dan ada juga Camping Ground.

5. Pondok Tanggui, Ditempat ini, setiap 9 jam pagi selalu ada kegiatan pemberian makan tambahan bagi orangutan ex-rehabilitasi.

6. Danau Nurisam, adalah danau musiman yang muncul saat musim hujan dan terkadang menjadi dermaga bagi wisatawan di dalam kelotok.

7. Camp Leakey, adalah tempat kunjungan wisata singkat untuk melihat orangutan rehabilitan, baik yang sudah liar maupun semi liar.

8. Demplot Kantor Semar, disini sedangkan dikembangkan salah satu potensi wisata alam lainnya, yaitu tumbuhan pemakan serangga Kantong Semar.

9. Pulau Ulin, di sini, merupakan salah satu pulau di Indonesia yang paling kaya dengan kayu ulin.

10. Danau Burung, Danau ini menjadi tempat persinggahan burung migran, namun saat ini sudah tidak disinggahi lagi.

Di Taman Nasional Tanjung Puting, juga terdapat beberapa penangkaran loh, seperti, Penangkaran Rusa, Jelutung dan Penyu.

Berikut ini adalah foto-foto yang yang dapat saya ambil saat berkunjung ke TNTP:




Foto bersama berlatar belakang orangutan