Adalah Rusmiadi (38) warga Desa Nadung, Kec. Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang memulai usaha budidaya dan penjualan Teh Pelawan sejak 2011 dengan memanfaatkan lahan disekitar rumahnya seluas satu hektare, Ia mulai berani membudidayakan dan menjual Teh Pelawan setelah adanya penelitian dan didapati hasil kandungan dari Teh Pelawan yang luar biasa, bahkan bisa mengatasi malaria.

Packaging  dan Brand Teh Pelawan yang dijual oleh Rusmiadi

“Saya berharap, Indonesia dapat menjadi sentral obat herbal.  Selama 5 tahun ini, saya tidak pernah menggunakan obat kimia, saya telah menggunakan teh pelawan baik untuk konsumsi dan mandi sejak usia 6 bulan.” Kata Rusmiadi, Rabu (30/10).

Rusmiadi banyak bercerita tentang Pohon Pelawan, katanya, Pohon Pelawan juga dapat ditemu di Kalimantan, dataran tinggi Tibet China. Ia sendiri mengetahui tentang khasiat dan manfaat Pohon Pelawan dari sejarah orang tua ke orang tua. Seluruh bagian dari Pohon Pelawan dari mulai akar, arang, kulit batang, daun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, bahkan ampas tehnya dapat menekan pertembuhan jerawat.

“Dahulu saat masa penjajahan saat pejuang terluka, kulit pohonnya diambil lalu ditempelkan ke area luka sebab daun Pelawan memiliki kandungan antibiotik yang tinggi,” turut Rusmiadi.

Saat ini, Rusmiadi menjual daun Teh Pelawan dengan harga 13 Juta per Kg, terakhir dibeli oleh warga negara Jepang dan Australia. Sementara untuk pembeli dari dalam negeri, Rusmiadi menjualnya perkemasan yang dibandrol 50 ribu.

Lagi, kata Rusmiadi, air rebusan Teh Pelawan dapat dimanfaatkan untuk mandi dan memberikan efek awet muda, usai mandi dengan air rebusan Teh Pelawan agar kandungannya meresap tubuh dilarang dibilas atau dibersihkan dengan handuk harus kering dibadan.

“Bisa buat gatal dicampur daun sirih, bisa dibuat sabun, layak dan standart dengan sabun detol dan sebetulnya masih banyak tanaman di daerah saya yang secara turun temurun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun terkendala oleh belum dilakukannya penelitian. Selama ini bumbu dapur, jadi obat tradisional, tapi, tanaman liar belum banyak yang dilakukan penelitian, seharusnya iptek dapat menggali potensi obat herbal yang ada di Indonesia,” harapnya

Satu harapan lagi, Rusmiadi ingin membuat sabun berbahan dasar teh pelawan, namun ia masih memiliki kendala berupa keterbatasan modal, packaging dan hasil penelitian ilmiah. Penasaran dengan Teh Pelawan ? datang saja ke Bangka Belitung atau dapat menghubungi Rusmiadi (081373058413)

Saya bersama Rusmiadi (Kiri)

Saya dipertemukan dengan Rusmiadi secara tidak sengaja, saya yang sedang melakukan kunjungan dalam rangka persiapan penyelenggaraan Festival TIK 2019 di Pangkal Pinang, sementara Rusmiadi sedang mengikuti pelatihan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bangka Belitung, kebetulan saya dan Rusmiadi menempati asrama yang sama sebagai tempat singgah sementara.